Selasa, 07 November 2023

Cara Membuat Crossover Pasif

Seperti halnya crossover aktif, crossover pasif juga menu wajib jika ingin membuat sound system profesional. Selain juga meminimalisir kerusakan speaker dari amplifier dan kesalahan pemilihan titik potong crossofer juga hal tersebut sangat menentukan kualitas hasil suara yang dihasilkan.

Komponen utama crossover pasif adalah unsur induktif, unsur kapasitif, unsur resistif. Unsur induktif difungsikan sebagai tapis frekuensi tinggi, sehingga frekuensi untuk nada-nada tinggi bisa dihilangkan. Unsur kapasitif bisa difungsikan sebagai tapis frekuensi rendah maupun frekuensi tinggi. Sedangkan unsur resistif bisa difungsikan untuk membatasi amplitudo sinyal audio, agar komponen speaker atau yang lainnya relatif aman.

Unsur induktif sendiri terbuat dari kumparan atau lilitan, dengan satuan H (henry), hanya saja yang digunakan adalah orde uH (mikro henry) sampai mH (mili henry). Semakin besar nilai induktansinya semakin bisa menapis frekuensi tinggi. Inti induktor bisa menggunakan inti udara (boros kawat, lebih linear), inti ferit (irit kawat, kurang linear).

Unsur kapasitif sendiri biasanya yang dipakai adalah kapasitor dengan kualitas audio tinggi atau yang cocok dengan audio, karena beberapa kapasitor tidak cocok sebagai kompling audio. Jika disusun seri dengan speaker, maka akan berfungsi untuk menapis frekuensi rendah, jadi hanya frekuensi menengah dan tinggi saja yang terdengar, semakin kecil nilai kapasitor maka akan semakin tinggi titik potongnya dan semakin memotong frekuensi rendahnya. Jika disusun paralel dengan speaker maka akan berfungsi untuk memotong frekuensi tinggi atau hanya frekuensi menengah dan rendah saja yang terdengar. Sedangkan unsur resistif disini dipergunakan untuk membatasi amplitudo arus atau tegangan yang diterima speaker. Biasanya dipakai untuk crossover high, atau speaker tweeter.


Contoh sederhana untuk membuat crossover middle, bisa menggunakan unsur induktif dan kapasitif :


Dari skema di atas L1 akan mempengaruhi pemotongan frekuensi tinggi, semakin besar nilai induktansi, maka akan semakin terpotong ke kiri dari frekuensi. Nilai C1 akan mempengaruhi pemotongan frekuensi rendah, semakin kecil nilai kapasitansi maka frekuensi rendah akan semakin terpotong ke kanan.

Contoh sederhana untuk membuat crossover high, bisa menggunakan unsur resistif, induktif, dan kapasitif :

Nilai C1 akan mempengaruhi pemotongan frekuensi rendah menengah, semakin kecil nilai kapasitor akan semakin mengarah ke tinggi pemotongannya. Induktor L1 akan menyimpan muatan listrik dan akan membuang tegangan berlebih yang melewati coil tweeter, selain itu juga sebagai cadangan energi agar tweeter tidak terkesan lemah, juga memproteksi dari frekuensi tinggi yang berlebih, semakin besar induktansi akan semakin memfilter frekuensi. Nilai C2 dan R1 sebagai penyeimbang dan pembatas arus yang lewat sehingga coil akan aman.

Untuk nilai masing-masing unsur atau komponen bervariasi, tergantung jenis, merk, daya speaker, jenis box speaker. Tidak bisa berpatokan 1 nilai universal dalam merakit crossover. Untuk akurasi memang diperlukan peralatan khusus agar hasilnya bagus, tidak bisa sembarangan karena hasilnya bisa jadi mengecewakan. Maka terkadang perakit tidak menyesuaikan dengan karakter speaker, hanya asal memberikan nilai, dan terjadi suara volume kecil enak, suara besar hancur. Beda skema crossover juga tentunya beda nilai. Jadi tidak sepenuhnya tepat jika asal merakit dengan tanpa penyesuaian. Beda speaker beda nilai, beda box speaker sama akan beda nilai juga. Jadi sesuaikan jika ingin hasil yang maksimal

Contoh penerapan :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar